Pada  hari Rabu tanggal 4 Mei rakyat Palestina merayakan kabar kesepakatan  damai antara Hamas dan Fatah. Sebuah kegembiraan yang luar biasa  dirasakan bangsa Palestina. "Pertama kali saya memegang bendera Fatah  setelah 4 tahun berlalu, " kata Mahmud al-Riati, seorang mahasiswa  teknik yang berumur 20 tahun. Rakyat Palestina turun ke jalan merayakan  persatuan ini.Akan tetapi sudah tentu, persatuan ini  membuat Israel marah dan membekukan dana pajak yang seharusnya  disetorkan ke otoritas Palestina.
Jalan untuk menuju  persatuan ini penuh dengan rintangan. Apakah mereka dapat mengatasi  tantangan ini tergantung dari kerja keras kedua belah pihak untuk  membawa pengikutnya dalam ruang perdamaian.
Kesepakatan  disahkan di Kairo, Mesir pada hari Rabu. Salah satu persoalan penting  yang menjadi kesepakatan bersama adalah pengelolaan keamaan Jalur Gaza  dan wilayah Palestina lainnya. Mereka sepakat untuk membuat semacam  Dewan Keamanan Tertinggi yang akan mengawal wilayah-wilayah Palestina.  Meskipun tidak dijelaskan bagaiman pelaksanaan teknisnya, akan tetapi  ini merupakan kemajuan besar bagi bangsa Palestina untuk membangun  bangsanya.
Fatah mendapat sokongan barat untuk membangun kekuatan militernya di West Bank. Kekuatan militer Fatah ini sudah tentu tidak dirancang untuk melawan Israel, hanya sebatas kekuatan pasukan keamanan. Sedangkan Hamas mengembangkan militernya dengan kekuatannya sendiri di Gaza. Selain untuk keamanan wilayah, kekuatan pasukan Hamas dipersiapkan untuk membela diri dari serangan Israel.
Dalam  perjanjian yang dilaksanakan di Kairo kali ini, tidak disebutkan kata  kesepakatan tentang bagaimana penyelesaian konflik dengan Israel.  Seperti kita ketahui, Fatah lebih cenderung mendukung kesepakatan dengan  barat dan Israel yang terkadang merugikan bangsa Palestina dan Hamas.  Dalam kesepakatan itu juga tidak disebutkan bagaimana peranan  masing-masing dalam memimpin bangsa Palestina.
Ketika  Hamas memenangkan pemilu Palestina legislatif tahun 2006, pihak barat  memboikot pemerintahan sah bangsa Palestina di bawah Hamas. Israel yang  mendengar kesepakatan damai dari Hamas dan Israel telah membekukan  penerimaan pajak yang dikumpulkan atas nama Otoritas Palestina.
Seorang  komentator politik, Bassem Zubaidi mengatakan bahwa hambatan eksternal  yang dibentuk oleh Israel merupakan tantangan besar dalam perjanjiang  persatuan ini. Untuk membuat agenda politik bersama memerlukan waktu  yang tidak pendek, tambahnya.
"Hal-hal yang besar sangat rumit permasalahannya, dan tidak dapat diselesaikan dalam waktu semalam," katanya.
"Akan tetapi mereka bisa memulainya dengan langkah-langkah yang kecil, seperti pembentukan pemerintahan dan pelaksanaan pemilu, " imbuhnya.
*) Sumber : islamedia
Posting Komentar
Masukan komentar di kolom ini. Saran anda sangat bermanfaat.
Hari gini nggak ikut TARBIYAH, Kontak kami segera via email di : pksdonggala@yahoo.co.id atau sms ke (+62852410 71237)