Hidayatullah.com--Salah  satu aktivis komunitas Muslim yang menyatakan pihaknya sebagai pengikut  Salaf atau Salafy merespon berita mengenai Salafy Mesir yang memilih  berdemonstrasi dan ikut berpartisipasi dalam Pemilu.
Salah satu aktivis komunitas ini yang bernama  Abu Salma menulis di situs pribadinya, abusalma.net, bahwa masalah  mengikuti Pemilu bukanlah hal yang baru dalam komunitas ini, karena  beberapa ulama yang dijadikan rujukan oleh mereka telah membolehkan.
”Masalah mengikuti pemilu bukanlah  suatu hal yang baru, sebab beberapa masyaikh senior memperbolehkannya  dengan memandang sisi maslahat dan madharatnya. Ini adalah pendapat yang  dikemukana oleh Syaikh al-Albani dan Syaikh Ibnu Utsaimin bahkan  termasuk Syaikh bin Baz. Hanya saja mereka menjelaskan menurut kondisi  yang berlainan sesuai dengan kondisi penanya dan pertanyaan. Hal yang  serupa juga dikemukakan oleh Masyaikh Yordania, semisal Syaikh Ali dan  Syaikh Masyhur tentang pemilu di Iraq. Yang mana pertimbangan maslahat  dan madharat sangat krusial di dalam hal ini. Hal yang serupa juga  difatwakan oleh Syaikh Ubaid al-Jabiri yg memperbolehkan secara  bersyarat.”
Karena memang sudah ada fatwa yang  membolehkan Pemilu oleh para ulama rujukan komunitas ini, maka aktivis  ini berkesimpulan bahwa sejatinya tidak ada perubahan pendapat dalam  komunitas Salafy, "Jadi, pernyataan Salafi akhirnya memperbolehkan  Pemilu adalah kurang tepat.”
Ikut Pemilu Bukan Berarti  Setuju Demokrasi
Disamping menyebutkan bahwa sebagian  dari para ulama yang menjadi rujukan komunitas ini membolehkan pemilu,  aktivis ini juga menyatakana bahwa berpartisipasi dalam Pemilu bukan  berarti setuju dengan demokrasi, ia menulis, ”Memperbolehkan tashwit  (memberikan suara di dalam Pemilu) tidak otomatis melegalkan  demokrasi. Sebab demokrasi adalah bukan bagian dari Islam. Namun, ketika  keadaan tidak memungkinkan kita untuk melepaskan dari demokrasi, maka  kita berupaya menentang demokrasi dengan segala kemampuan yg ada.  Tatkala kita tidak dapat melepaskan diri dari demokrasi, dan Pemilu  adalah cara satu-satunya di dalam menentukan pemimpin, maka ini adalah  ranah ijtihadiyah para ulama yang mumpuni di dalamnya, untuk  melihat faktor madharat dan maslahat.”
Tak Setuju Demonstrasi,   Menyikapinya dengan Bijak
Mengenai demonstrasi yang dilakukan  oleh beberapa tokoh Salafi Mesir, semisal Syeikh Muhammad Hassan,  aktivis ini menanggapinya,”Beberapa masyaikh salafiyin Mesir yang turut  serta di dalam demo, maka pendapat yang kita pegang adalah, tetap tidak  dibenarkan. Walaupun mereka melakukan menurut ijtihad mereka, dengan  kondisi dan situasi yang menyebabkan mereka mengambil sikap seperti itu,  namun kita tetap memandang ini sebagai suatu kekeliruan. Semoga Alloh  mengampuni kita semua.”
Namun, ia menyebutkan bahwa hendaknya  hal seperti ini direspon dengan bijak, “Sungguh bijak ucapan Syaikh Ali  al-Halabi tatkala beliau menjelaskan perihal Syaikh Muhammad Hassan yang  turut serta di dalam demo, beliau mengatakan,  ‘Tidaklah  sama kaki yang memijak di tempat dingin dengan kaki yang memijak di  tempat yang panas. Maksud beliau adalah, bisa jadi kita saat ini berkata  demikian dan demikian, namun kita tidak mengetahui secara persis  keadaan yang terjadi di Mesir dan dihadapi oleh masyaikh semisal Syaikh  Muh. Hassan dll.”
Namun, aktivis ini menegaskan di akhir  tulisannya, ”Ala kulli haal, kami tetap berkeyakinan bahwa masuk ke  dalam politik praktis demokrasi bukanlah cara yang benar, walaupun  ditinjau dari sisi kondisi dan situasi, tiap negeri berbeda-beda  keadaannya. Wallohu a’lam.”*
Foto: ilustrasi 
 Sumber : abusalma.net
Posting Komentar
Masukan komentar di kolom ini. Saran anda sangat bermanfaat.
Hari gini nggak ikut TARBIYAH, Kontak kami segera via email di : pksdonggala@yahoo.co.id atau sms ke (+62852410 71237)